Momen mudik seharusnya lebih dari sekadar kewajiban atau tradisi semata. Ia mencerminkan nilai-nilai luhur bangsa Indonesia dan menjadi perekat persatuan dan kesatuan.
Rasulullah SAW sendiri pernah merasakan rindu pada kota kelahirannya, Makkah, yang terungkap dalam sebuah hadis yang menyentuh hati. Bagi banyak orang, mudik bukan sekadar pulang kampung, melainkan juga sebuah perjalanan spiritual yang memenuhi kebutuhan akan kehangatan keluarga dan kampung halaman.
Dengan demikian, pro dan kontra mengenai mudik Lebaran sebaiknya tidak mengarah pada konflik, melainkan pada pemahaman yang lebih dalam tentang nilai-nilai agama, budaya, dan persaudaraan yang terkandung di dalamnya.
Selamat Hari Raya Idul Fitri 1445H.
Editor : Ifan Jafar Siddik
Artikel Terkait