“Semangat Kebangkitan Produk Nasional ini juga dilatari kejahatan genosida yang terjadi di Palestina. Semangat ini akhirnya dapat diarahkan untuk mendorong peralihan atau penggantian penggunaan produk yang terafiliasi dengan Israel ke produk-produk nasional buatan dalam negeri,” ujarnya.
Tak ayal, Imam pun yakin dalam skala yang semakin besar, penggantian penggunaan produk-produk terafiliasi Israel ini akan mampu mengurangi importasi dan ketergantungan terhadap produk-produk luar negeri. Mantan aktivis HMI ini percaya bahwa era kebangkitan produk nasional Indonesia tinggal selangkah lagi.
"Motivasi kita tentu ingin mengurangi ketergantungan terhadap produk luar negeri yang terafiliasi dengan Israel. Apalagi selama kurun waktu 6 bulan terakhir ini, (merujuk data) tekanan terhadap penggunaan produk-produk pendukung Genosida itu memang besar sekali. Ini semestinya bisa menjadi momentum besar untuk mendorong kebangkitan produk nasional,” ungkap dia.
Imam mengaku SMURP sedang merancang model advokasi isu-isu Palestina seperti yang tengah semarak berlangsung di luar negeri. Misalnya dengan membuat Palestine Solidarity Camp untuk mengkonsolidasikan kekuatan kelompok Mahasiswa yang bersolidaritas pada persoalan Palestina.
Aksi Solidaritas Mahasiswa Untuk Rakyat Palestina (SMURP) serukan kebangkitan produk nasional gantikan produk terafiliasi Israel. (Foto : Istimewa)
SMURP menuntut Pemerintah Indonesia membuat aksi konkret untuk menghentikan kejahatan Israel dan mewujudkan perdamaian di Timur Tengah. "SMURP ingin berfokus pada konsolidasi Mahasiswa dan akademisi pro Palestina. Kurang lebih sudah ada 10 kampus di Jakarta yang menyatakan diri ingin bergabung dalam Palestine Solidarity Camp. SMURP ingin menjadi bagian dari gelombang protes global untuk perjuangan Palestina,” ujar dia.
Editor : Furqon Munawar
Artikel Terkait