Wisata Edukasi ke Malasari, Melihat Pembuatan Gula Kawung Tradisionil dan Rumah Bupati Bogor Pertama
BOGOR, iNewsBogor.id - Dengan luas wilayah lebih dari 8.262 Hektar, Desa Malasari, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor, konon, awalnya dihuni oleh bagian dari populasi Masyarakat Peladang berpindah atau disebut Pahuma yang exodus (Hijrah besar besaran) dari Kota Pakuan Bogor masa lalu ke Hutan Halimun, saat terjadi peristiwa Gunung Salak meletus tahun 1600, atau tepatnya 21 tahun pasca kerajaan Sunda Pajajaran hancur akibat kalah perang oleh Banten dan Cirebon tahun 1579.
Perihal exodusnya masyarakat Pahuma Pakuan Bogor ini juga pernah diutarakan mantan Direktur Purbakala Serang Banten Alm. Drs. Uka Tjandrasasmita, enam bulan sebelum wafat pada InewsBogor.id di kediamannya.
Letak Desa Malasari yang berada dibibir Zona Rimba Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS) meski tidak masuk dalam bagian Kampung Adat Kasepuhan Urug Lebak Dan Kasepuhan Cipatat Desa Kiarasari, Sukajaya, namun eksostisme kehidupan masyarakatnya yang bermukim dilembah lembah perbukitan dan gunung gunung, menciptakan daya tarik tersendiri bagi Malasari dimata dunia kepariwisataan.
"Benar, Desa Malasari sangat eksostis dengan berbagai kehidupan tradisional mayarakatnya, Bahkan Malasari juga kaya dengan keindahan alamnya untuk dikembangkan sebagai kawasan Wisata di Bogor Barat paling potensial," kata Sugendar alias Abah Gede tokoh masyarakat Desa Malasari kepada iNewsBogor.id.
Umi Idah, pelaku usaha pembuatan Gula Kawung (Gula Aren) di Kampung Nyumput Desa Malasari, Kecamatan Nanggung. (Foto : iNewsBogor.id/Jefs)
Abah Gede menambahkan, selain wisata alamnya yang indah seperti Taman Bunga Mawar di Kebun Teh Nirmala, Wisata Kampung Cipta Lahab sambungnya, di Malasari juga ada kegiatan usaha tradisionil seperti pembuatan Sapu, penangkaran Madu Hutan, Produksi Kopi bubuk, hingga pembuatan Gula Aren (Gula Kawung).
Editor : Furqon Munawar
Artikel Terkait