Wisata Edukasi ke Malasari, Melihat Pembuatan Gula Kawung Tradisionil dan Rumah Bupati Bogor Pertama
"Kini kita tunggu saja Desa Malasari bakal dikunjungi banyak pelancong dari berbagai daerah maupun Mancanegara, setelah peningkatan pembangunan Jalan Malasari yang sedang di Betonisasi ini selesai pertengahan Januari 2025," tandasnya.
Umi Idah (63) perajin Gula Aren (Gula Kawung) Kampung Nyumput, Desa Malasari mengaku, jika gula kawung buatannya yang sudah puluhan tahun ia produksi itu, mampu menutupi kebutuhan hidup keluarga.
"Gula Kawung buatan keluarga kami bisa bertahan lama, dengan wewangian yang sangat khas. Begitupun cara jualnya juga gampang, kami cukup menitip saja kepada beberapa warung warung yang ada di Kampung Cisangku, Kampung Cipatat, serta kami jual ke pasar Nanggung dan pasar Leuwiliang, termasuk melayani banyaknya pesanan Gula dari para tokeh Gula Kawung yang berasal dari Kota Bogor dan sekitarnya." pungkasnya.
Dan yang paling tak kalah menariknya yang dimiliki Desa Malasari, adalah mitos bersejarah adanya nama sebuah tempat berupa Tanah yang luas yang berada diantara lembah Hutan Rimba, yang bernama Lebak Cawene.Nama Lebak Cawene ini sangat pupoler dikalangan pencinta Sejarah Jawa Barat karena tercantum dalam sebuah Naskah Literatur yang dikenal Wangsit Siliwangi.
Rumah bersejarah Malasari yang pernah dihuni Bupati Bogor Pertama, Ipik Gandamanah selama satu tahun dalam masa persembunyiannya dari tentara penjajah. (Foto : iNewsBogor.id/Jef)
Dalam literatur Wangsit Siliwangi itu menyebutkan, kalau tempat yang bernama Lebak Cawene ini, merupakan lokasi terakhir yang akan dihuni oleh para keturunan masyarakat Kota Pakuan Bogor seusai mereka lelah berkelana dalam pengungsiannya.
Editor : Furqon Munawar
Artikel Terkait