Sepanjang perjalanan long march, peserta melakukan observasi sosial-lingkungan dengan mewawancarai warga dan menganalisis kondisi desa menggunakan metode SWOT sederhana. Analisis ini bertujuan melatih kemampuan peserta dalam memahami potensi dan permasalahan di suatu lingkungan masyarakat serta menawarkan solusi yang tepat. Hasilnya dipresentasikan langsung kepada masyarakat Cikancana.
Tidak hanya itu, LKMD 2 juga menghadirkan aksi sosial. Dana yang berhasil dikumpulkan peserta melalui fundraising selama tiga hari sebelum kegiatan akan disalurkan untuk membantu perbaikan fasilitas desa, seperti saluran air, masjid, dan madrasah.
Menurut S.M. Pertiwiguno, S.Pi, Kepala SMAIT Insantama, kegiatan ini bukan sekadar latihan fisik, melainkan pembelajaran hidup.
“Kami ingin mereka merasakan sendiri proses menjadi pemimpin—menghadapi tantangan, bekerja sama, membantu sesama, dan bertahan hingga tujuan tercapai,” ujarnya.
Pelajar SMAIT Insantama Bogor peserta long march sejauh 90 KM saat tiba di garis finish Desa Cikancana, Kabupaten Cianjur, Selasa (12/8/2025) malam. (Foto : Istimewa)
Kombinasi perjalanan fisik, interaksi sosial, dan pembelajaran lapangan, LKMD 2 menjadi ajang pembentukan karakter yang jarang ditemui di sekolah formal. Momentum ini diharapkan dapat memberi pengalaman berkesan bagi peserta sekaligus manfaat nyata bagi masyarakat yang dikunjungi.
Editor : Furqon Munawar
Artikel Terkait
