Ia menambahkan, uang yang terlihat dalam video itu merupakan hasil dari usaha jual beli material tambang dan armada yang dijalankan bersama sang istri.
“Saya dan istri memang bergerak di bidang pemasok material. Kadang sopir membawa uang tunai untuk keperluan armada dari luar daerah, kadang juga melalui transfer,” ujar Rusli.
Menurutnya, video yang awalnya diunggah di status WhatsApp sopir tersebut diduga diunduh pihak lain dan disebarkan ulang ke media sosial dengan narasi menyesatkan.
“Video itu dipelintir, seolah-olah kami hidup bermewah-mewahan tanpa peduli warga yang terdampak penutupan tambang oleh Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi. Padahal faktanya tidak demikian,” tegasnya.
Rusli berharap masyarakat tidak mudah terprovokasi oleh konten viral yang belum tentu menggambarkan fakta sebenarnya. Ia juga meminta pihak yang menyebarluaskan video dengan narasi menyesatkan agar berhenti memperkeruh situasi.
Editor : Ifan Jafar Siddik
Artikel Terkait
