Pihak keluarga, tambah Neneng, kemudian tak mempermasalahkan jika anaknya tersebut dituduh mencuri HP yang tak delakukannya.
"Kami malah mengganti HP yang hilang itu, mereknya HP Vivo V12. Kami cari ke counter HP untuk membeli HP baru atau bekasnya, tapi rupanya tidak ada," ujarnya.
Ayah AH, lanjut Neneng, kemudian menawari santri yang merasa kehilangan itu dengan HP baru dengan versi berbeda. HP yang ditawarkan untuk mengganti ini adalah Vivo V15. Anak yang merasa kehilangan ponsel menolak malah meminta ganti rugi berupa uang. Karena kami pikir yang hilang adalah HP, maka gantinya pun harus HP," kata Neneng.
Beruntung, kakak kandung AH yang berkuliah di Garut memiliki HP sama. "Untungnya HP anak perempuan saya sama, jadi dia mau berkorban dan memberikan HP itu untuk santri yang melapor kehilangan tadi," ucapnya.
Editor : Furqon Munawar