get app
inews
Aa Text
Read Next : FOTO: Siswa Al Azhar Ikuti Latihan Manasik Haji Sambil Doakan Anak-Anak Palestina 

Vape Tak Lebih Aman dari Rokok Konvensional, Keduanya Merusak Gangguan Pernafasan

Selasa, 17 Januari 2023 | 12:38 WIB
header img
Ulasan penggunaan vape atau rokok elektrik bagi sekitar. Foto: iNewsBogor.id/istimewa

BOGOR, iNewsBogor.id - Beberapa orang menganggap vape dan rokok elektrik adalah solusi untuk berhenti merokok batangan atau konvensional. Padahal dokter paru menegaskan, efek rokok elektrik sebenarnya tidak lebih ringan dibandingkan rokok konvensional. Begitu pun efek pada orang-orang sekitar, sama-sama bisa merugikan dan bikin gangguan pernapasan.

Lho, bukannya kalau dari vape yang keluar adalah uap dan bukan asap? Apalagi, vape kan menggunakan liquid dengan macam-macam aroma termasuk buah-buahan?

Spesialis paru RS Persahabatan dan Ketua Pokja Infeksi Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), dr Erlina Burhan, SpP(K) menjelaskan, orang yang terpapar uap dari vape atau rokok elektrik juga bisa mengalami risiko layaknya perokok pasif dari rokok konvensional.

"Kalau rokok biasa dikatakan menimbulkan asap, asapnya kemana-mana. Jadi orang di sekitarnya juga berisiko terpapar, terekspos asap," ungkapnya dalam diskusi daring, Sabtu (14/1/2023).

"Rokok elektrik atau vape ini dibakar menghasilkan uap atau aerosol. Uap dan aerosol juga menyebar sehingga sama saja, orang di sekitarnya kita anggap pasif atau secondhand smoker karena terekspos uap yang ditimbulkan," sambung dr Erlina.

Lebih lanjut Ia menjelaskan, memang pada awalnya rokok elektrik dan vape diciptakan sebagai alat transisi untuk para perokok aktif berhenti merokok lantaran memiliki kandungan nikotin lebih rendah dibandingkan rokok konvensional. Namun realitanya, pengguna rokok elektrik tetap menghisap terus-menerus sehingga nikotin yang masuk ke tubuh kadarnya sama saja layaknya dari rokok konvensional.

"Didesain seperti itu tapi pada kenyataannya justru banyak gagalnya. Orang malah kecanduan juga dengan cara-caranya bahkan justru lebih sering menghisapnya. Sebagian tidak bisa meninggalkan rokok konvensional malah pakai dua-duanya. Itulah yang dikatakan e-cigar atau vape ini gagal dipakai sebagai alat untuk berhenti merokok," jelas dr Erlina.

"Salah satu penelitian menyebut lebih dari sama dengan 30 hisapan itu nikotin yang dihantarkan itu sama dengan jumlahnya dengan satu batang rokok. Memang kadarnya rendah tapi pada kenyataannya ternyata orang terjebak dengan kata-kata kadar nikotin dan zat-zat kimia menjadi lebih rendah. Jadi memang sama-sama menimbulkan kecanduan juga," pungkasnya.

Editor : Ifan Jafar Siddik

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut