Biasanya, perbedaan warna pada bulu Barongsai melambangkan umur dan karakter sang Barongsai. Barongsai dengan warna putih adalah barongsai yang paling tua, warna putih melambangkan kesucian. Barongsai berwarna kuning adalah Barongsai dengan umur yang tidak teralu tua dan tidak terlalu muda, warna kuning melambangkan keberuntungan dan ketulusan hati. Barongsai berwarna hitam adalah barongsai dengan umur yang paling kecil. Itulah mengapa, biasanya barongsai berwarna hitam ditarikan dengan gerakan yang lincah dan seperti memiliki keingintahuan tinggi.
Barongsai berwarna emas melambangkan kegembiraan. Barongsai dengan warna hijau melambangkan pertemanan. Barongsai dengan bulu warna merah melambangkan keberanian. Karena berkembangnya waktu, Barongsai modern telah muncul dan menghasilkan warna-warna baru seperti pink, ungu, dll.
Barongsai dimainkan di beberapa tempat. Barongsai yang dimainkan di lantai atau papan disebut Barongsai Tradisional, Barongsai yang dimainkan di atas tonggak disebut Barongsai Tonggak. Tonggak yang berstandar internasional memiliki tinggi kurang lebih 80cm sampai 2m. Untuk Barongsai lantai, biasanya area dalam pertandingan dibatasi 8x8 meter - 10x10 meter. Dalam pertunjukan barongsai, makanan Barongsai yang berupa sayur disebut Cheng.
Untuk menarikan Barongsai, agar terlihat indah dan menarik, pemain Barongsai harus menguasai kerja sama antar pemain, kerja sama pemain musik, dan kerja sama pemain musik dan pemain barongsai. Pergerakan barongsai dengan musik harus serasi. Pemain barongsai juga harus membuat barongsai seolah benar-benar "hidup" dengan cara membuat ekspresi dan mimik wajah barongsai seolah-olah nyata, ekspresi tersebut adalah bahagia, marah, takut, ragu-ragu, mabuk, bergerak dan diam. Barongsai harus terlihat agak kaget saat melihat benda berwarna merah, dan dalam kategori Barongsai Tradisional, saat melihat air, Barongsai harus terlihat fokus saat melihat bayangannya di air, atau takut saat melihat ular. Pemain Barongsai harus menguasai kuda-kuda agar bentuk badan barongsai terlihat bagus.
Editor : Hilman Hilmansyah