Begitu pula saat Prabowo-Gibran berjalan. Kesempatan itu tidak mereka manfaatkan untuk menunjukkan kebersamaan, keguyuban, dan ketenteraman hati mereka. Prabowo sama sekali tidak memberikan gestur positif kepada orang yang akan menjadi wapresnya.
Menurut Reza, tangannya tidak mempersilakan, kepalanya tidak menoleh, dan juga tidak mengurangi kecepatannya berjalan. Prabowo, lanjutnya, seolah berjalan sendirian.
“Kebetulan Gibran mengiringinya. Itu pun dengan posisi yang termasuk jauh untuk sebuah acara di mana seharusnya mereka berdua menampilkan kekompakan dan keharmonisannya,” kata dia.
Reza mengaku teringat ucapan mantan Gubernur DKI Jakarta yg juga purnawirana Jenderal TNI, Soetiyoso, terkait karakter seorang Prabowo.
“Saya teringat kisah Jenderal Sutiyoso. Dia katakan, Prabowo adalah orang yang sangat benar dalam bertindak-tanduk. Dia menyampaikan rasa hormatnya secara terbuka kepada lawan bicara yang dia hormati,” ungkap Reza.
Dengan menjadikannya sebagai _baseline_ tata krama Prabowo, ia dapat menyimpulkan bahwa kebenaran semacam itu tidak dia peragakan kepada Gibran.
Editor : Lusius Genik NVL