Hazir juga menyoroti keunikan Al-Farabi dalam menciptakan mazhab Filsafat Bahasa yang baru. Ia berpendapat karya-karya Al-Farabi memiliki relevansi yang tinggi bahkan di era modern.
"Andaikan Al-Farabi dibaca dengan serius, ada kalimat-kalimat dia yang ketika saya baca filsafat bahasa itu persis dipakai di hari ini," kata Hazir.
Hazir berharap melalui diskusi mengenai Al-Millah, masyarakat dapat menyaksikan bagaimana Al-Farabi tidak hanya memulai, tetapi juga mengakhiri kajian hikmah amali dalam tradisi Islam.
Peserta Iklim MaWaRa. (Foto: Alpin/iNews).
"Saya yakin di Al-Millah ini kita bakal menyaksikan betapa Farabi betul-betul memang bukan cuma memulai tapi mengakhiri kajian hikmah amali di dalam tradisi Islam," katanya.
Sebagai informasi, kegiatan Iklim MaWaRa kali ini melibatkan angkatan pertama untuk serial pemikiran filsuf muslim Al-Farabi. Peserta yang hadir datang dari berbagai latar belakang, mulai mahasiswa, guru, jurnalis, karyawan swasta, aktivis, dll.
Rencananya, diskusi mengenai Al-Millah akan berlanjut dalam beberapa kursus singkat (short course). Adapun topik yang dibahas mencakup Konsep Millah dan Konsep Bangsa; irisan Filsafat, Agama, dan Budaya; Tipologi Pemerintahan; Model-Model Leadership; dan Budaya Politik.
Editor : Furqon Munawar