BOGOR, iNewsBogor.id - Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas dikenal sebagai mubligh yang teguh terhadap pendirian dan merasa tidak khawatir dengan bentuk ancaman apapun terhadap diri dan keluarganya.
Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas wafat pada Kamis 11 Juli 2024 di Bogor, Jawa Barat dan telah dimakamkan di Pemakaman Los Empang, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor setelah disholatkan di Masjid Agung At Tohiriyah, Empang, Kota Bogor.
Ribuan orang ikut mensholatkan dan mengantar mubaligh karismatik ini hingga lokasi pemakaman wakaf tersebut.
Pelayat menunggu rombongan pengantar jenazah Ustadz Yazid untuk di shlatkan di Masjid Agung At Tohiriyah, Empang, Kota Bogor. Foto: Ist
Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas kepada para jamaahnya begitu memperhatikan. Setiap mengisi kajian, dia selalu mengingatkan agar jamaah menulis apa yang disampaikan.
Bukan itu saja, Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas juga mengingatkan jamaah saat mengikuti kajian jangan mengantuk apalagi hingga sampai tertidur.
Ada sejumlah kisah tentang keberadaan Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas semasa hidupnya.
Seperti tersampaikan dalam grup perpesanan Whatsapp Manhaj Salafus Shalih terungkap sejumalh kisah beliau.
Dikisahkan Ustadz Yazid menolak menolak mengajar di Madinah yang diminta oleh Syaikh Utsaimin rahimahullah hanya demi cintanya kepada Tanah Airnya dan Kota Bogor tempat dia dibesarkan.
Saat tinggal di sekitar perumahan Taman Cimanggu, Kota Bogor disinilah kesabaran beliau diuji. Mulai dari ancaman rumahnya mau dibakar sampai mau dibunuh. Pernah suatu hari, di salah satu musala atau masjid pemukul bedugnya hilang.
Lalu muncul isue dan tuduhanterhadap Ustadz Yazid adalah pelakunya hingga sampai-sampai mau dipenjara. Namun tuduhan tersebut hanyalah tuduhan tanpa bukti.
Puncaknya beliau diusir dari rumahnya, hanya kajian beliau lebih banyak jamaahnya ketimbang kajian lainnya. Namun, apa yang terjadi? Banyak dari mereka akhirnya sadar akan kesalahannya. Bahkan sempat meminta maaf termasuk yang ikut mengusir beliau.
Berkat kesabaran dan doa beliau, manhaj salaf bersemi di dada-dada mereka. Sehingga tegaklah masjid yang menjadi tempat sholat warganya, tempat i'tikaf dan kajian bagi sekitarnya yakni di Masjid Ar Rayyan Taman Cimanggu
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta