Radinal yang juga salah satu manager di PPLI tersebut mengajak seluruh karyawan merasa bangga sebagai bagian dari PPLI. "Kita disini juga merupakan pejuang. Kita itu Pejuang lingkungan. Dulu zaman penjajah para pahlawan melawan penjajah asing. Tak jauh beda, saat ini kita semua adalah pejuang yang melawan perusak lingkungan. Kita melakukan usaha agar industri tidak merusak lingkungan. Kita dorong dan bangun kesadaran kalangan industri untuk mengelola limbahnya dengan baik dan benar demi menyelamatkan generasi mendatang," imbuhnya.
Sementara itu disela acara peringatan HUT ke-79 Kemerdekaan RI di lingkungan PPLI, salah seorang karyawan yang telah 27 tahun mengabdi, Hartono yang merupakan Supervisor di Divisi Insinerator PPLI mengungkapkan rasa bahagianya masih terus dipercaya membersamai perusahaan. Insinerator sendiri sebuah fasilitas layanan pengolahan limbah dengan metode thermal. Fasilitas yang ada di PPLI ini merupakan salahsatu yang terbesar di Indonesia dengan kemampuan memusnahkan limbah hingga 50 ton perhari.
"Saya merasa ditempat ini saya bisa berbuat untuk kebaikan lingkungan. Mampu memberikan ketenangan kepada masyarakat dari ancaman limbah berbahaya," ungkapnya.
Para pekerja PPLI tampak tengah mengikuti jalannya upacara bendera memperingati HUT ke-79 Kemerdekaan RI di kawasan pabrik. (Foto : Istimewa/iNewsBogor.id)
Pria yang akrab disapa Tono itu mengaku bekerja di PPLI memiliki resiko tinggi. "Nyawa taruhannya. Karena yg diurus limbah berbahaya yang bisa menimbulkan penyakit bahkan kematian pada mereka yang terpapar bila tidak dikelola baik," tambahnya.
Editor : Furqon Munawar