Besok malamnya, kembali Prabowo makan malam bareng Pak Harto dan Ibu Tien lagi. Kali ini pun hanya mereka bertiga.
Prabowo menceritakan, Ibu Tien ternyata masih menanyakan hal sama, yakni seputar pemilihan KSAD. Bu Tien bertanya apakah sudah ada keputusan? Pak Harto menjawab calon KSAD masih digodok.
“Jadi (dipilih) Dading Pak ya?” kata Bu Tien.
Menurut Prabowo, Pak Harto kembali menoleh padanya dan sedikit tersenyum. Sama seperti malam sebelumnya, jenderal besar itu juga tak berkomentar.
KSAD periode 1983-1986 Jenderal TNI Rudini (kanan). (Foto: iNews.id).
Pekan depannya, tersiar di surat kabar KSAD telah dipilih. Bukan Dading, melainkan Letjen TNI Rudini. Terpilihnya Rudini ternyata juga diketahui Bu Tien.
Pada suatu malam, kembali Prabowo makan malam bersama Pak Harto dan Ibu Tien. Saat itu, Bu Tien nggerundel (mengeluh) kepadanya. “Bapak (Soeharto) itu enggak mau dengar saran Ibu,” ucap Bu Tien.
Pak Harto, kata Prabowo, dengan kalem menanggapi dengan suara yang tenang. Menurutnya, memilih KSAD berarti menentukan pemimpin sehingga tidak dapat diukur dari sekadar kegantengan. Ada faktor-faktor lain yang harus dipertimbangkan.
“Karena jawabnya dengan tenang dan sejuk, walaupun Ibu masih terlihat belum sreg tapi menerima,” kata Prabowo.
Soal terpilihnya Rudini itu, mantan Menteri Pertahanan dan Keamanan/Panglima ABRI Jenderal TNI M Jusuf mengakui karena keputusan Soeharto. Rudini pun kaget saat diberitahu bakal menjadi KSAD.
Editor : ZenTeguh