get app
inews
Aa Text
Read Next : UIKA Bogor Terima Penghargaan atas Partisipasinya dalam Mendukung Kesehatan Masyarakat di Kota Bogor

Pentingnya Skrining Sebagai Upaya Deteksi Dini Kanker

Senin, 24 Februari 2025 | 19:59 WIB
header img
Seminar tentang kesehatan kanker. Foto: Istimewa

BOGOR, iNewsBogor.id - Kanker yang ditemukan lebih awal tentu saja memiliki peluang sembuh lebih tinggi. Dengan demikian secara otomatis dapat menurunkan angka kematian.  Bagaimana cara agar kanker bisa terdeteksi lebih awal? Salah satunya ialah dengan melakukan skrining . 

Seperti yang dijelaskan dr. Ni Putu Merylinda Puspita Dewi dalam Seminar bertema Kenal dan cegah kanker untuk hidup lebih sehat dan bahagia, Sabtu, (22/2) di Kalla Ballroom RS PMI Bogor .

Dihadapan 150 penyintas kanker, Putu menyebutkan jika skrining dilakukan pada populasi sehat untuk mendeteksi kanker sebelum ada gejala. sedangkan deteksi dini berarti mendiagnosis kanker saat seseorang sudah menunjukan keluhan.

Ia menjelaskan deteksi dini dapat membantu masyarakat menghindari keterlambatan dalam pengobatan. Misalnya, jika seseorang merasakan benjolan di payudara, sebaiknya segera memeriksakan diri ke dokter.

"Hal ini untuk memastikan apakah benjolan tersebut jinak atau ganas,” ungkapnya.

Lantas usia berapa saja yang sudah bisa dilakukan skrining? Tentu saja setiap skrining berbeda tergantung pada jenis kanker. Misalnya  seperti kanker payudara bisa dilakukan pemeriksaan mandiri sejak usia 20 tahun, pemeriksaan klinis, mammografi atau USG mulai usia 40 tahun.

Kanker serviks lewat tes pap smear atau HPV DNA sejak usia 30 tahun. Kanker kolorektal, pemeriksaan kolonoskopi mulai usia 50 tahun. Dan kanker paru dilakukan skrining dengan low-dose CT scan terutama bagi perokok berat di atas usia 40 tahun.

"Jika seseorang memiliki riwayat keluarga dengan kanker atau faktor risiko tertentu seperti kebiasaan merokok, skrining dianjurkan dilakukan lebih awal," jelasnya.

Diakui Putu saat ini masih banyak masyarakat yang kurang memahami pentingnya deteksi dini.

“Banyak pasien, terutama dari kalangan ekonomi menengah ke bawah, yang lebih memilih pengobatan alternatif daripada medis," ujarnya.

Ketika didiagnosis kanker, masyarakat sering kali takut menjalani kemoterapi atau biopsi karena mitos yang beredar. Seperti anggapan kemoterapi pasti menyebabkan kematian atau bahwa biopsi bisa membuat kanker menyebar.

Menurutnya, edukasi tentang kanker harus terus dilakukan agar masyarakat lebih sadar akan pentingnya pemeriksaan kesehatan.

“Pengetahuan yang lebih baik, diharapkan mereka bisa lebih cepat mengambil tindakan jika ada gejala mencurigakan,” ungkapnya.

Sebagai dokter yang fokus pada hematologi-onkologi, Putu semakin banyak masyarakat yang memahami manfaat skrining dan deteksi dini. “Semakin cepat kanker ditemukan, semakin besar peluang untuk sembuh. Jadi, jangan ragu untuk melakukan pemeriksaan sejak dini,” pungkasnya.

Dalam seminar kali ini juga dihadirkan dr.Heldrian Dwinanda yang membahas Mitos dan Fakta pengobatan kanker. Serta dr.Arieska Felicia yang membahas Nutrisi Sehat untuk mencegah kanker.

Editor : Furqon Munawar

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut