Miris! Hanya Karena Tunggakan DSP, Link Kelulusan Siswa Kembar di MAN 4 Kabupaten Bogor Diblokir

Dede menambahkan, status kelulusan kedua putra kembarnya itu saat ini sangat dibutuhkan untuk keperluan melamar pekerjaan. Akibat belum mendapat kejelasan bukti kelulusan, kedua putra kembarnya tidak bisa melamar pekerjaan.
"Saya dulu sempat mengajukan minta keringanan pembayaran DSP karena bagi saya Rp 250 ribu perbulan memberatkan. Namun sudah ke desa maupun ke komite jawabnya habis kuota," tegasnya.
Belakangan, Dede merasa kaget ketika mau mengambil ijazah secara gratis. Iapun membawa uang sebesar Rp 2 juta guna mencicil DSP kedua anaknya. Namun tanpa pemberitahuan sebelumnya, ia tiba tiba diminta uang Rp 500 ribu untuk membayar infak pembangunan sekolah sehingga uang untuk membayar cicilan DSP berkurang tersisa Rp 1,5 Juta. "Saya kaget, saat saya kesekolah sebelum lulus mau bayar cicilan juga diminta infak yang akhirnya cicilan DSP anak berkurang," ungkapnya.
Dede kerapkali merasa shock seperti mendapat tekanan saat membaca pengumuman di WAG orang tua siswa yang meminta dirinya menyegerakan pelunasan DSP kedua putra kembarnya Yuda dan Yudi. Pasalnya, ia merasa memiliki keterbatasan ekonomi karena pekerjaaannya hanya sebagai kuli bangunan.
"Jujur saya bingung walaupun ada bahasa bisa musyawarah, namun bagi kami berat mengingat kisaran Rp 12 juta lebih jika ditanya ada uang berapa saya bingung," tambahnya.
Editor : Furqon Munawar