Sejarah Rasuna Said, Sosok Pahlawan Perempuan Jurnalis Kritis Anti Kolonial Belanda

Furqon Munawar/Net Bogor
Sejarah Rasuna Said, Sosok Pahlawan Perempuan Jurnalis Kritis Anti Kolonial Belanda. (Foto : iNewsBogor.id/Ist.)

Pergerakan Politik Membuat Rasuna Said Dipenjara

Singkat cerita, beragam opini muncul dan menyatakan bahwa peran perempuan dari pantai Barat cenderung tertarik gerakan politik. Mereka lebih tajam daripada laki-laki. Oleh karena itu, Rasuna pun mendapatkan reputasi dan berani mengekspresikan ide-ide politiknya. Perannya dalam dunia politik membuat Pemerintah Belanda khawatir.

Rasuna dianggap sebagai perwujudan sosok dan semangat juang kaum perempuan. Ia dikenal masyarakat, saat November 1932 menjadi wanita pertama yang ditangkap dan didakwa karena dianggap memprovokasi masyarakat menjelek-jelekkan Pemerintah Kolonial Belanda.

Saat terbebas dari penjara pada 1934, ia kembali ke Padang dan belajar selama 4 tahun di Pesantren. Ia memulai karir jurnalistiknya dan menulis beberapa kritik pedas kepada Belanda yang dianggap menyengsarakan Indonesia.

Pada 1942, ia bergabung dengan Pemuda Nippon Raya yang didirikan oleh Chatib Sulaiman yang bertujuan untuk kemerdekaan Indonesia. Jepang pun curiga dengan organisasi ini dan menangkap Rasuna, kali ini ia berhasil bebas.

Rasuna dianugerahi Pahlawan Nasional pada 13 Desember 1974. Ia menjadi wanita kesembilan yang mendapat gelar tersebut. Wanita-wanita itu diakui dalam perjuangan daerahnya melawan kekuasaan Belanda dan kontribusi mereka dalam gerakan perempuan, pendidikan, dan hak-hak perempuan.

Editor : Furqon Munawar

Sebelumnya
Halaman : 1 2 3 4

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network