Fakta Kasus Mbah Slamet, Pembunuh Berantai Modus Dukun Pengganda Uang

Ifan Jafar Siddik/Net
Pembunuh modus Dukun Pengganda Uang di Banjarnegara. Foto: iNewsBogor.id/istimewa

BOGOR, iNewsBogor.id - Slamet Tohari (45) alias Mbah Slamet dukun pengganda uang Banjarnegara ternyata telah menghabisi nyawa 11 korban. Para korban ternyata disuguhi minuman bercampur racun yang membuat mereka tewas.

Para korban pun digiring ke perbukitan lahan milik Slamet dengan dalih ritual. Slamet pun mengaku bekerja seorang diri untuk mengeksekusi para korbannya.

Fakta terkini kasus pembunuh berantai dukun pengganda uang di Banjarnegara.

11 korban Slamet mati lemas. Tak ada tanda kekerasan pada jenazah korban.

"Hasil pengungkapan medis mereka mati karena racun," ujar Kapolda Jateng Irjen Ahmad Luthfi di Mapolda Jateng, Rabu (5/4/2023).

Dari hasil identifikasi sementara, polisi menemukan korban berasal dari Sukabumi, Gunungkidul, Tasikmalaya, Jakarta, Palembang hingga Jogja. Masing-masing korban ada yang dikubur sendirian maupun bersamaan dengan jenazah istrinya.

Kepada para korban, tersangka mengaku bisa menggandakan uang, bahkan ada yang dijanjikan Rp50 juta jadi Rp6 miliar. Namun, begitu ditagih korban, pelaku justru gelap mata.

"Mereka dijanjikan, ada yang dijanjikan digandakan Rp50 juta jadi Rp6 M. Dia itu tipu-tipu. Begitu ditagih gelap mata. Ditagih terus kepepet diajak ke rumahnya dikasih minuman dengan janji setelah kalau kuat uang akan digandakan. Padahal begitu diminum, lemas, dikubur," jelas Luthfi.

Petugas SAR gabungan membawa peti berisi jenazah korban pembunuhan berkedok penggandaan uang, untuk di makamkan di TPU Desa Balun, Wanayasa, Banjarnegara, Jateng, Selasa (4/4/2023). 

Sembilan jenazah korban pembunuhan tersebut dimakamkan di TPU Desa Balun usai dilakukan proses identifiikasi di RSUP Margono Purwokerto dan satu korban telah diserahkan ke pihak keluarga. 

Polisi mengungkap saat ditagih uang oleh korbannya, tersangka justru mengundang korban untuk datang ke rumah. Tersangka berdalih untuk melakukan ritual penguatan. Slamet dukun Banjarnegara itu pun mengaku ritual berlangsung sekitar satu jam.

"Setelah ritual, sekitar setengah 8 malam, saya suruh minum yang dicampur dengan potasium dan obat penenang," ujar Slamet di tempat eksekusi sekaligus kuburan massal korbannya, Selasa (4/4).

Menurut Slamet, efek racun itu terbilang cepat. Tak butuh waktu lama, korban langsung lemas dan tak bisa berteriak minta tolong.

"Setelah diminum, orangnya tidak sempat bilang seperti itu (teriak meminta tolong). Tidak bisa bilang apa-apa, muntah sedikit. Lima menit kemudian tidak terasa apa-apa. Nggak sampai bilang apa-apa," ucap Slamet.

"Pada saat meninggal dunia nadinya sudah betul-betul mati, baru dikubur," sambungnya.

Kapolda Jateng Irjen Ahmad Luthfi menyatakan pihaknya membuka posko pengaduan orang hilang. Bagi yang merasa kehilangan anggota keluarga bisa melapor ke Polres Banjarnegara atau ke Polda Jawa Tengah.

"Kita buat posko pengaduan masyarakat untuk data antem mortem bagi masyarakat yang merasa kehilangan keluarga. Dirkrimum juga membuka posko, di Banjarnegara juga ada posko karena tim DVI di sana," ucap Luthfi di Mapolda Jateng, Semarang.

Kapolres Banjarnegara AKBP Hendri Yulianto menyebut korban dukun pengganda uang Banjarnegara itu tak ada yang curiga. Sebab, lubang atau liang lahad baru digali setelah korban mati lemas.

"Pada saat pelaku dan korban ke lokasi belum ada lubang. Jadi lubang ini baru digali pada saat korban sudah tidak berdaya," terang Hendri.

Slamet mengaku mengeksekusi para korbannya seorang diri. Dia menyebut peran BS hanya untuk menarik korban lewat iklan di Facebook.

"Kalau saya ada rencana membunuh orang dia (BS) tidak tahu," terang Slamet.

Polisi menyebut Slamet menawarkan jasa menggandakan uang lewat Facebook. Dia dibantu dengan Budi Santoso (BS) yang mengiklankan jasa Slamet.

"Berdasarkan keterangan dari Slamet, BS ini suka bermain Facebook. karena dia sendiri tidak memiliki kemampuan untuk membuka-buka Facebook. Sehingga disuruhlah BS untuk mengiklankan jika Mbah Slamet ini memiliki kemampuan menggandakan uang yang membuat korban tertarik," papar Hendri

Selain itu, BS juga berperan yang mempertemukan korban dengan Mbah Slamet. Setelah korban dan pelaku bertamu, peran BS selesai.

"Tugas BS ini mengiklankan dan mempertemukan. Antara korban dengan pelaku," sambungnya.

Slamet pun memberikan upah kepada Budi Santoso jika bisa membawa klien. Tak tanggung-tanggung Slamet dukun Banjarnegara itu memberikan komisi hingga Rp10 juta.

"Kadang Rp5 juta, ada juga yang Rp10 juta (per korban)," ujar Slamet Tohari saat pers release di lokasi kejadian, Selasa (4/4).

Editor : Ifan Jafar Siddik

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network