"Melemahnya daya beli masyarakat akibat kenaikan harga pangan dan energi menyebabkan kami mengambil estimasi kurban yang konservatif," kata Yusuf.
Dengan adanya resesi global yang semakin terasa, Yusuf mengatakan bahwa kelompok miskin akan menjadi yang paling terdampak. Kehadiran kurban, menurutnya, sangat penting bagi mereka.
Terlebih lagi, saat ini kesenjangan dalam konsumsi makanan sangat tinggi. Dia berharap pembagian kurban dapat tepat sasaran dan mencapai masyarakat miskin.
Yusuf mencatat bahwa hingga 2022, rata-rata penduduk dalam 1 persen kelompok terkaya mengkonsumsi 5,31 kilogram daging kambing dan sapi per kapita per tahun.
Jumlah ini 294 kali lebih tinggi dibandingkan dengan masyarakat dalam kategori 1 persen kelompok termiskin, yang hanya mengkonsumsi 0,02 kilogram daging per tahun per kapita.
Editor : Ifan Jafar Siddik
Artikel Terkait