Jurnalisme Jalanan Di Ruang Informatif Yang Rawan
Secara beruntun, keberadaan alam demokrasi dalam ruang digital, besarnya asupan informasi dari berbagai aspek, dan hadirnya masyarakat partisipatif, justru menghadirkan suatu problematika yang belum pernah dihadapi dalam revolusi-revolusi peradaban sebelumnya.
Cepatnya arus informasi dan tersedianya platform bebas dalam menyampaiakan suatu berita justru menciptakan masyarakat partisipatif bergaya jalanan. Beritanya patut dipertanyakan dari segi kualifikasi sampai keabsahan informasi. Memang tidak semua, tapi ketiadaan aturan atau suatu hal yang mengikat justru menghilangkan batasan selain semata-mata menurut sudut pandangnya sendiri.
Jurnalis partisipatif justru dapat bertransformasi sebagai agen penyalur informasi dan propagandis palsu.
Kritikan Terhadap Jusnalisme Partisipatif
Idealnya sebuah gagasan bermuara pada sesuatu niat yang positif. Gagasan mengikutsertakan warga masyarakat dalam ruang jurnalisme pun tentu diharapkan dapat menghadirkan ruang informasi yang lebih baik karena keterlibatan dan keanekaragaman sudut pandang.
Tapi realitanya, tidak sedikit kejadian dimana kebebasan tersebut memicu persoalan baru.
Kembali ke beberapa tahun silam, kala viralnya kasus Audrey, seorang siswi SMP di Pontianak yang disebut mengalami kekerasan dan penganiayaan oleh belasan siswa SMA. Publik berbondong-bondong memberikan dukungan, mencari tahu pelaku, bahkan menciptakan narasi-narasi bebas tanpa suatu pembuktian, validasi, dan konfirmasi, yang justru menciptakan pandangan bias terhadap poin persoalanya. Belum dengan dukungan dari berbagai publik figur yang turut “memeriahkan” suasana.
Pihak aparatur pun bertindak cepat, akibat dorongan massa yang begitu gencarnya.
Sayangnya, setelah dilakukan penyelidikan ditemukan fakta bahwa video tersebut adalah rekaman palsu. Audrey sendiri tidak pernah menjadi korban kekerasan dan penganiayaan.
Tagar #JusticeForAudrey yang semula disemarakkan netizen sebagai bentuk dukungan kemudiah berubah menjadi #AudreyJugaBersalah. Ini merupakan suatu contoh kecil dimana partisipasi tidak selalu mendatangkan kemanfaatan.
Bukan untuk melarang keikutsertaan masyarakat tapi semata-mata mendorong terciptanya ruang demokrasi yang sehat.
Editor : Ifan Jafar Siddik
Artikel Terkait