Koleksi yang ditampilkan dalam Museum keliling ini diantaranya adalah tentang musik tradisi sebagai identitas bangsa seperti halnya musik Lenso awalnya merupakan musik tradisi yang berasal dari Maluku kemudian dipopulerkan oleh Presiden Soekarno dan dipromosikan sebagai alternatif terhadap musik luar, seperti tango, cha cha rock 'n roll yang sangat digemari muda-mudi di akhir dekade 1950-an dan awal dekade 1960-an.
Bahkan, Presiden Soekarno juga mempopulerkan Gamelan, yang dalam narasi museum keliling ini disebutkan pada 26 agustus 1965 Presiden Soekarno berpesan dalam pidatonya yang bertajuk bangunkan kebudayaan rakyat di Istana Negara menghendaki agar setiap desa memiliki gamelan.
Di Kota Bogor saat ini juga sedang dibangun museum yang merupakan komitmen untuk menitipkan pada generasi muda tentang pentingnya masa lalu dan tentang pentingnya belajar dari pemimpin hebat di masa lalu.
"Ini kita ikhtiarkan secara maksimal. Di Bulan Desember Insya Allah ada dua museum yang akan selesai dibangun. Pertama museum di Batutulis depan Istana Batutulis di lokasi prasasti Batutulis sedang dibangun untuk menghidupkan kembali kebesaran kerajaan pajajaran, Kedua di Perpustakaan Kota Bogor juga dibangun satu lantai penuh Bumi Pariwara museum tentang pemimpin Bogor dari masa ke masa," ujarnya.
Editor : Ifan Jafar Siddik
Artikel Terkait