"Mungkin karena dikirim dari Jawa Tengah dan jumlahnya yang besar, mungkin di sana ada proses dalam pengiriman yang memakan waktu beberapa hari hingga terjadinya pembusukan," jelasnya.
Ketua Pimpinan Cabang Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia (PC KMHDI) Bogor, I Putu Lingga mengungkapkan, dengan anggaran Rp200 ribu yang diberikan kepada KPM per bulan, seharusnya penerima mendapatkan barang yang layak konsumsi dan layak makan.
Yang terjadi justru berbeda. Ada yang menerima empat karung beras per-KPM, adapula yang terima hanya sekarung beras tanpa ada keterangan jelas dari Bank Mandiri maupun TKSK.
“Ini merenggut hak yang seharusnya warga desa dapatkan. Hak asasi mereka sebagai manusia telah direnggut karena tidak mendapatkan kesetaraan. Ini jelas merugikan orang banyak,” ujar pria yang kerap disapa Lingga ini.
Editor : Hilman Hilmansyah
Artikel Terkait