Atau sebaliknya, simbol bunga juga dapat menyatakan niat tersebut dengan cara menyembunyikkannya. Dalam hal ini, Jokowi sedang menyembunyikan identitas barunya di balik bunga tersebut sambil menyatakan bahwa ia tidak lagi beridentitas merah.
Ia tidak lagi memiliki identitas yang sama dengan Megawati, yaitu Merah PDIP, atau dengan kata lain, Jokowi secara tersirat ingin mengatakan bahwa warna, semangat, dan daya magis merah hanya merupakan bagian dari masa lalu.
Warna merah, yang telah menjadi identitas dan jati diri Jokowi sejak tahun 2005 ketika ia pertama kali direstui oleh Megawati dan terpilih menjadi Wali Kota Solo, kemudian menjadi warna kebanggaannya dari tahun 2005 hingga 2012, bahkan saat ia terpilih menjadi Gubernur DKI Jakarta dari tahun 2012 hingga 2014 dengan restu Megawati, dan terus berlanjut saat ia terpilih menjadi Presiden RI dari tahun 2014 hingga 2019, tidak lagi dipandang oleh Jokowi sebagai identitasnya.
"Menggunakan bunga Anggrek berwarna ungu, secara simbolik Jokowi sedang menyatakan bahwa ia bukan lagi beridentitas merah," kata Bataona yang juga pengajar Ilmu Komunikasi Politik dan Teori Kritis ini.
Ia tidak lagi berada dalam barisan PDIP dan Megawati karena warnanya telah berubah, dan simbolisme ini diperkuat oleh tindakan politik Jokowi yang nyata.
Tidak hanya dengan mengirim bunga, tetapi pada hari yang sama, Jokowi mengunjungi markas PDIP di Jawa Tengah.
Editor : Furqon Munawar
Artikel Terkait