"Konsep ini dipilih lantaran kebanyakan warga setempat berasal dari suku Sunda. Kami memang sudah langsung menentukan konsep hajatan ini menyesuaikan dengan ketersediaan lahan yang ada," ujarnya.
Dirinya berharap Pemilu di wilayahnya yang diikuti 206 pemilih ini berjalan damai dan jauh dari perilaku anarkis. Ia juga ingin seluruh masyarakat menyalurkan suaranya dan tidak ada yang melakukan golput. Sebab menurutnya Pemilu menentukan nasib negara 5 tahun ke depan.
Di tempat lainnya, suasana berbeda juga dirasakan warga Kampung Lebak Pilar, RT 5 RW 3 Kelurahan Sempur, Kecamatan Bogor Tengah. Mereka tak lagi nyoblos di TPS lapangan seperti momen Pemilu biasanya. Di momen Pemilu tahun ini, mereka melakukan pencoblosan di Rumah Makan Padang.
KPPS setempat menyulap bangunan yang biasanya dipenuhi kursi dan meja makan itu menjadi area TPS, lengkap dengan bilik dan kotak suara. Meski sudah ditata sedemikian rupa, nuansa Rumah Makan Padang masih terasa kental pada TPS ini. Hal itu terlihat dari interior depan bangunan, cermin-cermin besar yang menghiasi tembok di sekitar area TPS, hingga meja tinggi yang biasa diperuntukan sebagai tempat kasir.
Ketua KPPS TPS 10, Asep Sahrudin menjelaskan pihaknya memilih Rumah Makan Padang menjadi TPS karena alasan keamanan. Ia menyebut warga biasanya mencoblos di TPS yang berada di lapangan. Asep memandang kondisi itu tidak cocok dengan kondisi cuaca yang sedang hujan.
Editor : Furqon Munawar
Artikel Terkait