Isak Tangis Pedagang Warnai Penertiban Lapak di Puncak

Putra Ramadhani Astyawan
Masroh, salah seorang pedagang yang telah berjualan selama 30 tahun, mengaku sangat terpukul karena kehilangan mata pencahariannya. Ia khawatir masa depannya dan keluarganya akan terancam.Foto: Putra

BOGOR, iNewsBogor.id - Lapak-lapak di Jalur Puncak bukan hanya sekedar tempat berjualan, tetapi juga warisan turun-temurun bagi banyak keluarga.

Masroh, misalnya, telah berjualan di sana sejak neneknya. Namun, penertiban paksa membuat mereka kehilangan mata pencaharian dan memutus mata rantai sejarah keluarga.

Masroh, salah seorang pedagang yang telah berjualan selama 30 tahun, mengaku sangat terpukul karena kehilangan mata pencahariannya. Ia khawatir masa depannya dan keluarganya akan terancam.

Kebijakan relokasi ke Rest Area Gunung Mas oleh Pemkab Bogor mendapat penolakan keras dari para pedagang. Masroh dan pedagang lainnya menilai bahwa lokasi baru tersebut tidak menjanjikan dan tidak akan menghasilkan keuntungan yang sama seperti sebelumnya.

"Dari nenek saya, 30 (tahun), sebelum saya lahir sudah ada. Ini mata pencaharian saya dari dulu, masa depan saya, dari nenek saya, ibu-ibu saya, anak saya," kata Masroh di lokasi, Senin (26/8/2024).

Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta

Halaman Selanjutnya
Halaman : 1 2

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network