Setelah Indonesia merdeka, KH Sholeh Iskandar mengundurkan diri dari ketentaraan pada tahun 1950 dengan pangkat terakhir Mayor, kemudian aktif sebagai Ketua Umum di Serikat Tani Islam Indonesia (STII) pada tahun 1956. Ia menggantikan Mohammad Sardjan yang menjadi Menteri Pertanian Republik Indonesia. Serikat ini didirikan untuk meningkatkan kesejahteraan para petani Indonesia.
Tidak hanya aktif dalam organisasi pertanian, KH Sholeh Iskandar juga terlibat dalam kancah politik nasional. Pada tahun 1958, ia bergabung dengan Partai Masyumi bersama sejumlah tokoh ulama, termasuk Muhammad Natsir dan KH Nur Alie. Selain itu, KH Sholeh Iskandar juga mendirikan Pesantren Pertanian Darul Fallah pada tahun 1960 di kawasan Cinangneng, Ciampea, Kabupaten Bogor. Pesantren ini menjadi Pesantren Pertanian Pertama di Indonesia.
Selain mendirikan pesantren, KH Sholeh Iskandar juga mendirikan Universitas Ibnu Chaldun Bogor pada tahun 1961, yang kini dikenal sebagai Universitas Ibn Khaldun (UIKA) Bogor. Universitas ini berhasil mendidik sekitar 8.000 mahasiswa setiap tahunnya. Pada tahun 1972, ia mendirikan Badan Kerja Sama Pondok Pesantren Jawa Barat yang kini menjadi Badan Kerjasama Pondok Pesantren Indonesia (BKsPPI). Organisasi ini telah banyak memberikan fatwa dan pandangan kritis terhadap pendidikan di Indonesia.
Pada tahun 1982, KH Sholeh Iskandar mendirikan Yayasan Rumah Sakit Islam Bogor (YARSIB), yang kini dikenal sebagai Rumah Sakit Islam Bogor. Rumah sakit ini melayani sekitar 10.000 pasien setiap bulannya, baik rawat inap maupun rawat jalan, dengan mayoritas pasien berasal dari kalangan ekonomi menengah ke bawah.
Editor : Ifan Jafar Siddik
Artikel Terkait