Dubes Bunyan bahkan kembali menegaskan dukungan institusinya terhadap aksi boikot produk terafiliasi Israel. Dirinya menilai aksi boikot secara tidak langsung membuat upaya pemerataan ekonomi terjadi karena dominasi bisnis perusahaan global mulai bergeser kepada perusahaan nasional dan UMKM.
“Kita telah mengadakan pembicaraan dengan Kemenlu bersama dengan gerakan BDS, paparannya (kita) ingin terus menyuarakan boikot sampai Palestina merdeka dan itu sejalan dengan sikap majelis ulama Indonesia. Memang ada kekhawatiran menimbulkan kebangkrutan perusahaan-perusahaan yang punya cabang di Indonesia (juga menimbulkan pengangguran), tetapi saya sampaikan bahwa khususnya yang terkait dengan industri makanan, itu dampaknya adalah pemerataan (bisnis). Kini dominasi perusahaan besar mulai berkurang, kemudian tumbuh pengusaha-pengusaha kecil yang menjual ayam geprek, kopi, dan lain-lain. Dan ternyata itu lumayan efektif, jadi ini metode pemerataan,” jelas dia.
Dalam kesempatan tersebut, selain melakukan audiensi dengan MUI, SMURP dan BKPRMI juga membagi-bagikan 500 takjil kepada para pengendara dan penduduk yang berada di sekitar kantor MUI. SMURP menyebut aksi bagi-bagi takjil ini juga sebagai bentuk rasa syukur atas respon positif umat Islam Indonesia selama ini dalam mendukung aksi boikot produk terafiliasi Israel.
Editor : Furqon Munawar
Artikel Terkait