Untuk itu, PT Brantas Energi telah melakukan Strategic Partnership dengan Lembaga Pembiayaan seperti SMI, IIF, BSI dan Bank Mandiri, sehingga pelaksanaan pembangunannya dapat dipastikan berjalan efektif.
"Kami berharap Brantas Energi dapat terus berperan penuh dalam mendukung program Nawacita Presiden Joko Widodo untuk infrastruktur kelistrikan, berdasarkan motto kami yaitu "Eco Responsible", dengan selalu berlandaskan pelestarian lingkungan di setiap kegiatan. Kami terus menambah kapasitas dan peningkatan kinerja perseroan," pungkasnya.
Saat ini Brantas Energi telah membangun dan telah mengoperasikan PLTM Padang Guci-1 berkapasitas 6 MW (3x2,0 MW) dan PLTM Padang Guci-2 dengan kapasitas 7,0 MW (2x3,5 MW) di Bengkulu, PLTM Sako-1 di Sumatera Barat dengan kapasitas 6 MW (2 x 3,0 MW), PLTM Maiting Hulu-2 di Sulawesi Selatan dengan kapasitas 8,0 MW (2x4,0 MW), dan PLTS Gorontalo sebesar 2 Mega Watt Peak (MWp) yang berada di Gorontalo.Selain itu, Brantas Energi juga memiliki pembangkit yang saat ini tengah dalam tahap persiapan Perjanjian Jual Beli Listrik (PJBL) dengan PT PLN (Persero). Terdiri dari Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Poigar-2 yang berkapasitas 30,0 MW (2 x 15,0 MW), melalui pembangkit ini, Brantas Energi bersinergi dengan PT Indonesia Power. Ada juga PLTM Totabuan dengan kapasitas 7,8 MW. Kedua pembangkit ini berada di Sulawesi Utara.
PT Brantas Energi kini juga tengah melakukan kajian pengembangan terhadap potensi pemanfaatan PLTS di bendungan-bendungan yang dikelola Kementerian PUPR. Ini merujuk pada Peraturan Menteri PUPR No.6 tahun 2020 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 27/PRT/M/2015 tentang Bendungan.
Editor : Furqon Munawar
Artikel Terkait