Dedie menerangkan ke depan jumlah cadangan minyak tidak bisa dipertahankan jika terus menerus dieksploitasi hingga akhirnya habis dan tidak memberikan kesempatan bagi generasi mendatang untuk menikmatinya.
Apalagi tidak semua bangsa bisa segera mencari energi baru terbarukan. Di eropa tidak memiliki cadangan minyak, semua tergantung dari luar negeri makanya mereka membuat listrik tenaga angin, tenaga matahari, tenaga gelombang laut dan sebagainya.
"Indonesia sebagai bangsa belum berorientasi ke arah sana, karena merasa punya cadangan yang cukup," sebutnya.
Dedie menjelaskan, listrik yang dinikmati saat ini adalah dari tenaga uap yang dihasilkan pembakaran batu bara. Untuk menerangi Jabodetabek dibutuhkan kurang lebih sebanyak 35.000 ton batubara yang menghasilkan gas buang sebesar 1 kg gas emisi karbon per ton sehingga mampu mempengaruhi pemanasan global.
"Saya ingin mengingatkan kita semua untuk hemat energi agar anak cucu kita bisa menikmati sumber energi yang saat ini kita nikmati. Kalau kita terus-terusan menggunakan bensin, solar atau semacamnya, apalagi kalau menggunakannya secara boros, maka akan menambah emisi gas buang, menambah percepatan meningkatnya suhu bumi. Tidak mudah tetapi ini bertujuan untuk menjaga dan melindungi masa depan anak cucu kita agar energi yang ada saat ini bisa dinikmati juga oleh mereka di masa depan," jelasnya.
Editor : Ifan Jafar Siddik