get app
inews
Aa Read Next : Stafsus Menkeu Jelaskan Tujuan dan Mekanisme Pelaporan Barang Bawaan ke Luar Negeri

Ah Maftuchan: Indonesia Sangat Jauh dari Gagal Sistemik yang Dimaksud PBB

Selasa, 25 Juli 2023 | 11:17 WIB
header img
Direktur Eksekutif The PRAKARSA Ah Maftuchan. (Istimewa)

JAKARTA, iNewsBogor.id - Indonesia dipastikan sangat jauh dari gagal sistemik. Belanja untuk pendidikan dan kesehatan, tiap tahunnya, jauh lebih tinggi dibanding membayar bunga utang.

Demikian disampaikan Direktur Eksekutif The PRAKARSA, Ah Maftuchan saat berdiskusi dengan iNewsBogor.id, Senin (24/7/2023).

“Indonesia sendiri masih sangat jauh dari konteks gagal sistemik ini. Dari sisi belanja kesehatan dan pendidikan, mungkin, hampir dua kali lipat dari bayar bunga pinjaman tiap tahunnya,” ujarnya.

Maftuch, sapaan akrabnya, ikut menyoroti ramainya pembahasan istilah negara gagal sistemik yang dilontarkan Director Political Economy & Policy Studies (PEPS) Anthony Budiawan ke ruang publik.

Maftuch menjelaskan, istilah ini berasal dari laporan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) yang berjudul A World of Debt. Sebagai pengamat yang rutin membaca laporan PBB, ia melihat telah terjadi salah kaprah ihwal konteks negara gagal sistemik.

Laporan PBB, utamanya, menyoroti tingginya utang publik dunia yang mencapai 92 triliun Dolar Amerika Serikat (AS) pada 2022. Kini 3,3 miliar penduduk dunia hidup di negara yang membelanjakan lebih besar uangnya untuk membayar bunga utang dibanding belanja kesehatan atau pendidikan.

Konteks gagal sistematis dalam laporan PBB ini merujuk pada International Financial Architecture atau Arsitektur Keuangan Internasional yang tidak setara. Ketidaksetaraan ini membuat negara-negara miskin dan berkembang harus membayar bunga utang yang tinggi untuk bisa mendapatkan pinjaman.

“Yang disampaikan PBB soal negara gagal sistemik itu lebih ke aspek risiko yang sistematis. Konteksnya adalah risiko sistematis pada global financial system atau di International Financial Architecture atau IFA,” jelasnya.

Antonio Guterres (Sekjen PBB) lebih menekankan bahwa ada yang bermasalah dalam sistem keuangan global kita. Ada yang salah dalam arsitektur keuangan internasional kita. Yang dianggap kegagalan sistematis ini adalah pasar keuangan global atau sistem keuangan global,” sambung Maftuch.

Editor : Ifan Jafar Siddik

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut