JAKARTA, iNewsBogor.id - Anggota Komisi VII DPR RI, Mulyanto, mengkritik pemerintah karena dianggap kurang perhatian terhadap kesulitan masyarakat dalam mendapatkan gas LPG 3 kg yang bersubsidi. Sebaliknya, Pemerintah justru merilis produk LPG 3 kg nonsubsidi dengan merek Bright yang lebih mahal.
Menurut Mulyanto, kebijakan tersebut akan membuat keterbatasan dan kesulitan dalam pengadaan dan distribusi gas LPG 3 kg bersubsidi semakin meningkat. Akibatnya, masyarakat terpaksa membeli LPG 3 kg nonsubsidi.
Mulyanto juga memperkirakan bahwa hadirnya LPG 3 kg nonsubsidi akan mendorong penyalahgunaan gas LPG 3 kg bersubsidi oleh pihak tertentu karena selisih harga jual yang besar.
"Pertamina saat ini menjual LPG 3 kg merek Bright seharga Rp56.000 di Jakarta dan Surabaya, yang jauh lebih mahal daripada gas melon 3 kilogram bersubsidi yang sekitar Rp20.000. Hal ini berpotensi menyebabkan penyalahgunaan dalam penggunaannya," kata Mulyanto dalam keterangan tertulis, Kamis (27/7/2923).
Ia menambahkan, selama ini aparat menemukan kasus pengoplosan gas melon bersubsidi ke dalam tabung 12 kilogram nonsubsidi sebagai salah satu bentuk penyalahgunaan.
Dengan hadirnya LPG 3 kg nonsubsidi yang berukuran sama persis dengan gas melon bersubsidi, pengoplosan menjadi semakin mudah dan menguntungkan dengan marjin mencapai Rp 36.000 per tabung.
Editor : Ifan Jafar Siddik