BOGOR, iNewsBogor.id - Sejak awal Agustus 2023 kemarau mulai terasa di Kota Bogor. Berdasarkan data Badan Meteorologi, Klimatologi,dan Geofisika (BMKG), sebagian besar wilayah Indonesia sudah memasuki kekeringan, termasuk Kota Bogor. Apalagi kemarau ini masih berlangsung hingga September nanti. Lantas apa upaya Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor?===========
Musim kemarau di Kota Bogor sudah di depan mata. Debit air Sungai Ciliwung yang memasuki Bendung Katulampa, terus menyusut dari hari ke hari. Tercatat, debit air Ciliwung terus berkurang, dari 3.500 liter per detik, kini menjadi 2.700 liter per detik.Bahkan, Tinggi Muka Air (TMA) di Bendung Katulampa pun masih berada di angka 0 centimeter, sejak awal Juni 2023 lalu.
Data tersebut diungkap pelaksana Bendung Katulampa, Andi Sudirman. Dia mengatakan, berkurangnya debit air di Bendung Katulampa terjadi sejak Minggu (6/8). Menurutnya, kondisi debit air tersebut sudah mulai memasuki bawah normal. “Debit Ciliwung 2.700 liter per detik, per detik. Ini sudah mulai di bawah normal,” kata Andi.
Menurut dia, pada awal Juni lalu, ketika memasuki musim kemarau, debit air Sungai Ciliwung yang masuk mencapai 3.500 liter per detik. Andi merinci, sebanyak 3.000 liter di antaranya dibagi ke saluran irigasi Kalibaru dan 500 liter sisanya dialirkan ke Sungai Ciliwung, untuk kebutuhan warga Kota Bogor.Lalu pada pertengahan Juli, debit air mulai berkurang menjadi 3.000 liter per detik. Hari berikutnya berkurang lagi menjadi 2.800 liter per detik. Kini, menjadi 2.700 liter per detik. Dengan rincian 2.500 liter dialirkan ke irigasi Kalibaru dan 200 liter ke Sungai Ciliwung.
Distribusi air bersih bagi warga terdampak kekeringan di Kota Bogor. (Foto : Istimewa)
Atas kondisi tersebut, pihak Bendung Katulampa terus berkoordinasi dengan Perumda Tirta Pakuan, terkait debit air di Bendung Katulampa. Sebab hal itu berkaitan dengan kebutuhan air warga Kota Bogor. "Kami koordinasi terus terkait debit berapa, karena untuk kepentingan masyarakat Kota Bogor juga. Ke Ciliwung dialirkan, ya 200 liter,” kata Andi.
Editor : Furqon Munawar