Johannes Leimena: Sejarah Hidup Seorang Pemuda
Dari sekian banyak tokoh besar yang hadir pada masa itu, Johannes Leimena tampil dan menarik simpatik melalui keserhanaannya. Pemuda kelahiran Ambon, 6 Maret 1905 itu tampil mewakil Jong Ambon pada Kongres Pemuda II.
Usianya masih 23 tahun kala itu. Dalam perspektif kekinian, bukanlah usia yang cukup matang bagi Leimena untuk hadir sebagai representasi sebuah gerakan kepemudaan.
Meski begitu, kecintaannya pada persoalan kepemudaan dan pergerakan nasional kebangsaan membawa Leimena kejalan yang tidak pernah direncanakannya tersebut.
Pergumulannya pada realitas umat kristen yang dirasa kurang peka pada persoalan sosial dan bangsa, mendorongnya aktif dalam gerakan ouikumene.
Sejak 1920-an, semasa mahasiswa, ia tidak hanya menaruh perhatian pada studi kedokterannya, tapi turut ambil andil dalam menyikapi persoalan bangsa dan politik nasional.
Selain keterlibatannya pada Kongres Pemuda, Johannes Leimena berpartisipasi dan berkecimpung dalam berbagai tempat dan hal. Ia menjadi anggota Christelijke Studenten Vereeniging (CSV/organisasi pelajar Kristen) pada tahun ke-4 nya sebagai mahasiswa kedokteran.
Bahkan melalui tangan hangatnya, Om Yo sapaan akrab Yohannes Leimena berhasil memprakarsai terbentuknya GMKI.
GMKI didirikan sebagai respons terhadap kebutuhan pemuda Kristen untuk memiliki wadah di mana mereka dapat berpartisipasi secara aktif dalam perjuangan kemerdekaan dan memproklamirkan nilai-nilai keadilan sosial serta demokrasi. Organisasi ini bertujuan untuk menciptakan ruang bagi pemuda Kristen untuk berkontribusi pada terwujudnya kedamaian, kesejahteraan, keadilan, kebenaran, dan demokrasi dalam perkembangan negara dan masyarakat Indonesia.
Studi dan politik bukanlah sesuatu yang harus dipisahkannya. Karir profesional tetap ditekuninya. Dia mulai bekerja sebagai seorang dokter di tahun yang sama GMKI berdiri. Om Yo bertugas sebagai dokter pemerintah di CBZ Batavia.
Karir profesionalnya berlanjut dengan penugasannya sebagai dokter di Keresidenan Kedu, RS Zending Emmanuel Bandung, meraih gelar doktornya di Geneeskunde Hogeschool, hingga menjabat Direktur Rumah Sakit DGI 'Cikini'.
Editor : Ifan Jafar Siddik