Di waktu yang bersamaan, keterlibatannya dalam ruang-ruang politik juga tetap berjalan. Sejak mendirikan GMKI, dia terpilih menjadi Ketua Umum Partai Kristen Indonesia (Parkindo), terlibat dalam pembentukan Dewan Gereja-gereja Indonesia (DGI), hingga karir tertingginya menjadi Menteri Kesehatan selama 20 tahun, yang menjadikannya sebagai menteri pertama dan terlama sepanjang sejarah Indonesia.
Johannes Leimana menjadi bukti bagaimana keterlibatan seorang pemuda berintegritas dapat menjadi angin segar bagi suatu bangsa. Di tengah kemegahan namanya, dia justru tetap membumi dengan kesederhanaannya.
Sikap hidupnya yang sederhana tergambar dalam sebuah cerita Sabam Sirait, seorang tokoh Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) yang dekat dengan Johannes Leimena.
"Sikap hidup Dr J Leimena yang lurus dan sederhana, seperti pemimpin-pemimpin kita di awal Republik ini berdiri terlihat dari perabot rumahnya yang sederhana. Dalam hal makan pun beliau tidak bermewah-mewahan, pernah saya lihat beliau memasak kembali nasi goreng yang karena belum habis di makan di pagi hari untuk di makan kembali pada siang hari. Hal yang lainnya adalah ketika ia menjual rumahnya di daerah Menteng untuk membeli kembali rumah yang lebih sederhana di tempat lain. Kemudian sikapnya yang tegas dalam memisahkan hal-hal yang menyangkut pribadi untuk tidak memakai fasilitas dinas".
Bahkan sang proklamator Bung Karno dengan kerendahan hatinya mengagumi sosok Leimena.
Kekaguman itu diungkapkan dengan gamblang dalam buku Bung Karno: Penyambung Lidah Rakyat Indonesia (2007) yang ditulis Cindy Adam.
“Ambilah misalnya Leimena... saat bertemu dengannya aku merasakan rangsangan indra keenam, dan bila gelombang intuisi dari hati nurani yang begitu keras seperti itu menguasai diriku, aku tidak pernah salah. Aku merasakan dia adalah seorang yang paling jujur yang pernah kutemui,” aku Sukarno.
Editor : Ifan Jafar Siddik