Namun, dia optimis dengan konsistensi membangun sistem, mendidik warga, melakukan edukasi kultur, maka titik-titik yang ada di Suryakencana khususnya dan Kota Bogor umumnya akan menjadi titik kebanggaan. Salah satu contohnya adalah pedestrian seputar Istana Bogor atau Sistem Satu Arah (SSA).
"Hingga saat ini tidak ada satupun PKL yang berjualan di SSA karena kultur yang ada sudah terbangun, warga mengawasi dan semua sadar sehingga kawasan SSA menjadi kebanggaan Kota Bogor," jelasnya.
Untuk itu, ia menginginkan hal tersebut ada di seluruh sudut Kota Bogor, bukan hanya di seputaran SSA tetapi di seluruh sudut Kota Bogor.
"Ini adalah kawasan berikutnya yang akan kita tata. Insya Allah, ke depan kawasan Empang juga akan kita tata, bergerak ke arah stasiun dan nanti ke depan semua akan dilanjutkan oleh wali kota selanjutnya. Paling tidak ini menjadi contoh, jika kita, mau Insya Allah kita bisa,” katanya.
Kepada para aparatur wilayah, Bima Arya juga menegaskan tidak boleh ada pembiaran-pembiaran ruang milik publik 'dibajak'.
“Alhamdulillah berkat kerja keras kita semua, dianggarkan, direncanakan dan dikawal oleh teman-teman di wilayah, gang-gang yang ada antara Jalan Roda dan Suryakencana bisa dirapikan untuk mengembalikan hak-hak milik publik, semua berhak untuk lewat di sini. Selain itu juga akan kita bangun menjadi destinasi wisata andalan yang terintegrasi dengan kawasan Surya Kencana,” katanya.
Turut hadir, Wakil Wali Kota Bogor, Dedie A. Rachim, Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bogor, Syarifah Sofiah, Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bogor, Hanafi dan Kepala BKPSDM Kota Bogor, Taufik.
Editor : Hilman Hilmansyah