"Sejak tahun 2020 sampai terakhir 2023 kami sudah berkirim surat kepada pemerintah daerah. Sempat ada relokasi beberapa kali terhadap pedagang di pasar tumpah presiden, tetapi mereka kembali lagi ke jalan karena Satpol PP sampai aparat kepolisian tidak berani menangkap pelaku yg mengancam mereka," ujarnya.
Belakangan keberadaan pasar itu lanjut Boy mulai meresahkan warga. Tidak hanya timbulkan kemacetan, tetapi tumpukan sampah sisa pasar menimbulkan aroma tidak sedap ke pemukiman warga.
"Pasar itu beroperasi dari jam 9 malam sampai jam 7 pagi, sudah pasti yang namanya macet jadi makanan sehari-hari belum lagi sisa sampah pasar yang bau," imbuhnya.
Menurut Boy sebagian pedagang di pasar tersebut bersedia di relokasi. Akan tetapi selama ini mereka mendapat intimidasi dari ormas.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta