4. Danau Telaga Biru
Sesuai namanya, daya tarik utama dari Telaga Biru adalah keindahan air danaunya yang hijau kebiruan. Bahkan gak hanya biru kehijauan, namun seringkali berubah cokelat hingga hijau toska. Meski warna dan kejernihan airnya seketika memanjakan mata, tapi para pengunjung dilarang berenang di Telaga Biru.
Walau begitu, masih ada daya tarik lain yang bakal bikin wisatawan tetap betah berlama-lama di sini. Sebab, di sekitaran Telaga Biru terdapat Air Terjun Cibereum dengan ketinggian mencapai 40 meter tapi alirannya cukup deras.
5. Rumah Kaca
Di Taman Cibodas, kamu juga dapat menikmati wisata rumah kaca. Tempat wisata ini menyimpan berbagai jenis tanaman kaktus dan anggrek. Kurang lebih ada sekitar 4.000 contoh tanaman dengan 350 kaktus dan 360 anggrek yang tersimpan di rumah kaca tersebut. Di sini kamu juga bisa melihat Bunga Bangkai Raksasa langka yang letaknya tidak terlalu jauh dari rumah kaca.
6. Cibodas Canopy Trail
Canopy Trail sejatinya adalah sebuah jembatan yang dibuat di atas ketinggian menyerupai ketinggian tajuk-tajuk pohon besar harapannya adalah dapat mengamati prilaku-perilaku hewan yang hidup di tajuk-tajuk pohon tinggi.
Selain untuk pengamatan hewan liar ternyata Canopy Trail memiliki daya Tarik tersendiri dari sisi wisata, eduwisata sebuah gagasan wisata edukasi.
7. Taman Nasional Gunung Gede Pangrango
Berbagai jenis tumbuhan dengan spesies unik bisa ditemukan di dalam kawan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango ini. Mulai dari “si pohon raksasa” Rasamala, “si pemburu serangga” atau kantong semar (Nephentes spp); berjenis-jenis anggrek hutan, dan bahkan ada beberapa jenis tumbuhan yang belum dikenal namanya secara ilmiah, seperti jamur yang bercahaya.
Selain tumbuhan, Taman Nasional yang diresmikan pada tahun 1980 ini juga menjadi habitat bagi berbagai satwa liar seperti kepik raksasa, sejenis kumbang, lebih dari 100 jenis mamalia seperti Kijang, Pelanduk, Anjing hutan, Macan tutul, Sigung, dll, serta 250 jenis burung. Kawasan ini juga merupakan habitat Owa Jawa, Surili dan Lutung dan Elang Jawa yang populasinya hampir mendekati punah.
Editor : Vitrianda Hilba Siregar