Pemerhati Sosial Politik asal Papua Bicara Soal Bahlil Lahaladia dan Spirit Kebangkitan Orang Timur

Dengan dialog dan visi akademik yang beyond, Bahlil pun memutuskan untuk studi di UI sembari menjadi menteri investasi yang visioner. Dengan gagasan itu, Bahlil pun tancap gas menyelesaikan studinya dengan waktu yang cepat tapi tetap dengan kualitas yang tidak kaleng-kaleng.
“Sebagai aktifis dan juga pernah studi pasca di filsafat UI, Bahlil di mata saya adalah seorang intelektual (juga menteri) yang sangat langka utk konteks orang timur yang memajukan karir dan visi akademik dalam satu kesempatan yang super sibuk . Makanya ketika gelar doktor yang diperolehnya hingga dicabut oleh sidang guru besar UI, saya pun memprediksi motif dibalik keputusan tersebut syarat dengan hegemoni yang bersifat dominasi dan struktural,” paparnya.
Bahlil adalah Aset Bangsa, Jangan Recoki
Kata Lamadi mengutip Eriyanto dalam buku Analisis Kritis, mencurigai berita yg dibuat di ranah publik bersifat netral. Yang ada berseliwerannya berita memojokkan seseorang seperti yang dilakukan oleh UI, Guru besar dan publik kepada Bahlil sebagai putra terbaik asal Timur tak lebih sebagai praktek hegemoni yang sudah lama dilakukan oleh negara ini (baca: Indonesia) lewat stigma yang dibangun.
“Praktek hegemoni yang menyebut orang timur identik dengan miskin, tertinggal, bodoh dan tukang mabuk adalah bagian dari menjadikan orang yang berasal dari timur terjajah secara psikologis, sosiologis hingga politik. Bukti tentang itu terlalu banyak untuk saya sajikan,” jelasnya.
Editor : Furqon Munawar