Oleh karena itu, keberadaan seorang Faqih sebagai pemimpin harus didasarkan pada akseptabilitas masyarakat secara keseluruhan.
"Kriteria yang tinggi ini sangat sulit dicapai dan hanya orang-orang tertentu yang mampu menyandangnya," katanya.
Acara gathering diakhiri dengan harapan penjelasan ABI dapat membantu masyarakat Indonesia memahami pandangan Ahlulbait Indonesia tentang Wilayatul Faqih.
Zahir menegaskan Indonesia harus terus berjalan sesuai dengan prinsip-prinsip demokrasi dan kesepakatan bersama dalam memilih sistem pemerintahan yang sesuai dengan identitas dan karakteristiknya sebagai negara berbhineka tunggal ika.
Di akhir acara, peserta gathering dari media massa diberikan kesempatan untuk bertanya dan mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam tentang pandangan Ahlulbait Indonesia terkait Wilayatul Faqih.
Editor : Ifan Jafar Siddik
Artikel Terkait