Namun, Pakar Komunikasi Politik itu menyampaikan, para kandidat lupa bahwa komunikasi adalah medium dan sarana. “Padahal komunikasi akan efektif kalau anak-anak muda itu melihat sosok kandidat sebagai role model. Mereka anak-anak muda yang realistis,” paparnya.
Budayawan yang juga Staf Khusus Dewan Pengarah BPIP kni mengatakan pendekatan komunikasi yang paling efektif adalah menyentuh hati pemilih pemula dengan pendekatan minat dan hobi yang diselaraskan dengan algoritma gen X dan Z.
“Maka pendekatan komunikasi dengan mendekati hobi, bakat, dan minat lewat algoritma mereka, tidak hanya sekadar pendekatan yang parsial, tetapi pendekatan terhadap generasi Z membutuhkan kedekatan-kedekatan personal yang khusus atau dalam komunikasi disebut pendekatan komunikasi interpersonal,” ujarnya.
Benny menerangkan, komunikasi akan efektif, jika anak-anak muda melihat sosok kandidat presiden dan wakil presiden sebagai role model.
Sebaliknya, anak-anak muda akan muak dan cuek jika calon-calon pemimpin itu tidak punya gagasan yang orisinil atau gagasan yang mampu memberi harapan bagi generasi X dan Z.
“Mereka anak-anak muda itu adalah anak-anak yang realistis, yang mereka bisa mengakses informasi dan mendapatkan informasi lewat media sosial, lewat juga sarana-sarana pertemanan, bahkan dengan grup-grup WA. mereka mendapatkan informasi tentang rekam jejak, sosok-sosok pemimpin. Daya kritis yang luar biasa itu akan sulit dijinakan atau dikendalikan kalau para pemimpin itu tidak memiliki visi pemimpin yang autentik,” jelasnya.
Editor : Ifan Jafar Siddik
Artikel Terkait