Pun yang terjadi di internal PPP. Menurutnya, faksi dominan yang menguasai Partai berlambang Kabah tersebut masih merupakan pendukung Joko Widodo.
Misalnya Ketua Umum Muhammad Mardiono yang menjabat sebagai Anggota Wantimpres dan Sandiaga Uno yang masih menjadi Menparekraf di kabinet Presiden Joko Widodo. Keduanya, bagi Fadhli, akan cenderung mendukung kekuasaan Presiden Joko Widodo sampai akhir periode ketimbang menginterupsinya di tengah jalan.
“Relasi kuasa di internal partai tersebut harus menjadi faktor penentu solid atau tidaknya upaya pengajuan hak angket. Setidaknya bagi PDIP dan PPP, soliditas pengajuan hak angket terganjal pertarungan kuasa masing masing faksi,” jelas dia.
Fadhli menjelaskan posisi Joko Widodo yang kini dianggap sebagai bagian dari kemenangan Prabowo-Gibran, semakin mengukuhkan dirinya sebagai sentrum kekuatan politik saat ini. Karena itu, bagi mayoritas aktor politik, jauh lebih menguntungkan berkoalisi dengan Jokowi ketimbang membangun jarak dan perselisihan dengan mantan Walikota Solo tersebut
.“Jadi sangat rasional sekali bila mereka (partai politik) ini memang berusaha menjadikan upaya pengajuan hak angket ini sebagai alat tawar belaka,” tutur dia.
Editor : Furqon Munawar
Artikel Terkait