Kebijakan itu dirangkai agar para petani dapat menjaminkan komoditi yang disimpan di gudang Sistem Resi Gudang (SRG) yang resinya dapat diagunkan ke bank untuk mendapatkan modal.
Prastowo turut membeberkan bahwa pada 2022 perekonomian Indonesia tumbuh 5,3 persen. Angka pertumbuhan ini, lanjutnya, sebagai yang tertinggi dalam satu dekade terakhir, serta lebih kuat daripada rata-rata kawasan regional.
Atas pertumbuhan ekonomi yang berkualitas tersebut, kata dia, pemerintah berhasil menurunkan tingkat pengangguran, kemiskinan, dan ketimpangan.
"Sebaiknya tidak ahistoris, mengabaikan pengaruh dan dampak pandemi Covid-19 dan dinamika perekonomian global bbrp waktu terakhir," beber Prastowo.
Ia turut menjabarkan data sebelum pandemi Covid-19 menerpa, yakni pada 2018 dan 2019 ekonomi RI tumbuh stabil di 5,2 persen dan 5,0 persen. Prastowo menegaskan bahwa capaian ini relatif lebih baik dari negara-negara lain di dunia.
"Inflasi pun relatif terjaga dan untuk pertama kalinya, pada Feb 2020 indikator PMI Manufaktur Indonesia kembali ke zona ekspansi," tutur dia.
Selanjutnya, Prastowo menyebut dirinya dan AHY satu pendapat ihwal negara harus mengalokasikan anggarannya, secara prioritas, kepada rakyat terutama petani, buruh, nelayan, dan golongan lemah lainnya, di masa krisis dan ekonomi tertekan.
"Karena nyatanya 55,2 persen atau Rp492,0 T atau mayoritas belanja pemerintah pusat semester I-2023 diarahkan untuk melindungi dan memberikan manfaat langsung kepada masyarakat," ucapnya.
Pemerintah juga telah menggelontorkan ratusan triliun untuk belanja perpajakan setiap tahun. Prastowo menyebut, saat pandemi, ditambahkan dana pemulihan ekonomi nasional (PEN), termasuk di dalamnya untuk subsidi pajak DTP atau ditanggung pemerintah.
Editor : Ifan Jafar Siddik