get app
inews
Aa Read Next : Deklarasi PBNU Dukung Gerakan Mengawal Kemenangan Indonesia dan Kenduri Budaya di 99 Titik Nusantara

Pakar Unhan Teguh Haryono Nilai Kebudayaan Merupakan Benteng Pertahanan Terbaik

Selasa, 16 Januari 2024 | 00:13 WIB
header img
Doktor Unhan Teguh Haryono dan Budayawan Sujiwo Tejo (Foto : Istimewa/AH)

MOJOKERTO, iNewsBogor.id - Mengawali tahun 2024 rombongan Daulat Budaya Nusantara berisikan tokoh Pandawa Lima Budaya masing-masing Teguh Haryono, Sujiwo Tejo, Paox Iben Mudhaffar, Benny Zakaria dan Abdulloh Hamid menggelar side event (acara sampingan) Sarasehan Kenduri Budaya dengan tema Macapat Refleksi Kehidupan melalui Jalan Kebudayaan, Senin (15/1) sore. Sebelumnya di penghujung tahun 2023 lalu, rombongan Daulat Budaya Nusantara menggelar ruwatan nusantara di Ibu Kota Nusantara (IKN).

Saresehan Kenduri Budaya dibuka dengan kesenian Sanduran dari Bojonegoro yang dibawakan oleh Sanggar Seni Sayap Jendela dari Bojonegoro, kemudian dibuka oleh Teguh Haryono sebagai pemantik Sarasehan.

"Cita cita saya waktu kecil pengen jadi dokter, begitu dewasa pengen jadi insinyur dan akhirnya jadilah saya insinyur. Berkarya puluhan tahun dan sekolah lagi, saya ambil doktor pertahanan di Universitas Pertahanan. Akhirnya dari situ saya faham, bahwa pertahanan terbaik bangsa Indonesia adalah kebudayaan. Misalnya ilmu kedokteran, leluhur kita sudah ratusan tahun bahkan ribuan tahun mencatat atau punya ilmu titen, tanaman ini ditambah bijian itu untuk penyembuhan penyakit A. Demikian juga dengan insinyur, sudah ratusan tahun nenek moyang kita memiliki struktur dan desain rumah atau sistem pemukiman yang sangat baik untuk berlindung dari kondisi alamnya. Dari sinilah saya pengen mengatakan bahwa Pertahanan terbaik bangsa Indonesia adalah kebudayaannya. Mulai dari meja makan budaya kuliner sampai dengan arsitektur rumahnya" ucap Teguh Haryono, pakar Pertahanan Budaya dari Universitas Pertahanan.

Sarasehan Kenduri Budaya di Mojokerto ini merupakan acara sampingan dari rangkaian Ruwatan Nusantara di Sembilan Titik yang di agendakan oleh Pandawa Lima Daulat Budaya Nusantara. Sarasehan budaya ini digelar merespon antusiasme dari para seniman dan budayawan yang mengapresiasi Ruwatan Nusantara.

"Kebudayaan bukan hanya seni, kebudayaan adalah tentang caraq berpikir. Soal tari, gamelan dan seni yang lain itu bagian permukaan dari kebudayaan. Misalnya, saya tidak akan memegang HP pada saat ada orang sedang bicara, atau seperti tadi saya datang telat karena gak bisa baca maps nyari jalan tol, saya datang langsung duduk pas sedulur sedulur memainkan Sanduran untuk membuka acara Sarasehan Kenduri Budaya. Saya memperhatikan betul kesenian yang sedang dimainkan," kata Sujiwo Tejo saat membuka sarasehan budaya di Kafe Tirto Jati Mojokerto.

Tak ayal statement Sujiwo Tejo itupun langsung disahuti para hadirin Sarasehan Kenduri Budaya yang mayoritas para seniman dan budayawan Jawa Timur.

Salah satunya seniman asal Mojokerto, Anton yang merasa penasaran memecah suasana dengan melontarkan pertanyaan tajam.

"Apakah budaya itu sama dengan agama, kalok berbeda apa pembedanya" ujar Anton disambut riuh para hadirin.

"Budaya, seni, ritus ini perlu pemahaman. Apalagi ada agama. Harus tau wilayahnya. Dalam ilmu antropologi ada kalcer dan ada nacer. Ketika alam (nacer) lebih kuat daripada kalcer (manusia) atau sebaliknya, maka perlu ritus sebagai jembatan penyeimbang. Ritus itu agama, seperti puasa yang dikenal oleh banyak agama agama" terang Kyai Paox Iben Mudhaffar, pengasuh Pesantren Kebudayaan Ndalem Wongsorogo Kaliwungu Kendal.

Pertanyaan berikutnya dilontarkan Sangaji asal Sidoarjo. "Apakah puasa weton sebuah budaya," tanya Sangaji.

Pertanyaan dijawab lugas oleh Gus Benny, pengasuh Pondok Alam Adat Budaya Nusantara. "Puasa sunnah hari Senin dan Kamis. Rosululloh ditanya kenapa puasa sunnah hari Kamis, jawab Rosululloh karena di hari itu amal dinaikkan. Kenapa hari Senin, karena Senin hari lahir saya (Rosululloh). Jadi puasa weton itu silah diterjemahkan sendiri," jawab Gus Benny.

Acara sarasehan budaya ini termasuk yang jarang diadakan, maka ketika informasi acaranya menyebar, otomatis menarik minat para seniman dan budayawan di Jawa Timur.

Editor : Furqon Munawar

Follow Berita iNews Bogor di Google News Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut