Saat ini, kata Bima Arya, tingkat keterisian ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD) Kota Bogor penuh oleh pasien. Dari data yang diterimanya dari rumah sakit ada beberapa pasien yang datang karena indikasi demam berdarah.
Selain itu kata dia, pelayanan kesehatan tidak hanya dihadapkan pada ketersediaan kapasitas, Kota Bogor juga dihadapkan pada akses warga untuk mengakses layanan kesehatan. Sehingga lanjut Bima Arya, selama menjabat sebagai wali kota, kapasitas RSUD terus ditingkatkan dan pelayanan puskesmas juga ditingkatkan.
"Kota Bogor telah berjuang selama 10 tahun, kita punya the one and only rumah sakit umum daerah yang telah kita ambil alih di tahun 2014, kemudian kita bangun habis-habisan setiap tahun, ada dana dari kementerian, provinsi, dana dari APBD kota. Tahun ini 682 tempat tidur kita targetkan," ujarnya.
Meski demikian, penambahan kapasitas itu dirasa juga masih kurang, jika melihat sebanyak 50 persen pasien berasal dari luar Kota Bogor. Sehingga, Kota Bogor selama 10 tahun terus melakukan renovasi 25 puskesmas dan menambah puskesmas baru. Namun, ketika semua itu siap, maka yang menjadi tantangan ke depan adalah sistem rujukan yang cepat, ketersediaan alat kesehatan dan tenaga kesehatan.
Wali Kota Bogor, Bima Arya saat sambutan penerimaan dihadapan para Kadet Fakultas Kedokteran Militer Unhan. (Foto : Istimewa)
Sehingga lanjut Bima Arya, kesehatan adalah hal utama dalam membawa Indonesia emas di 2045 dan itu yang saat ini diperjuangkan Presiden Joko Widodo dan Menteri Kesehatan.
Editor : Furqon Munawar