Dampak dari aplikasi FABA dan cangkang kerang sebagai substitusi media tanam pada budidaya labu madu dapat dilihat pada diameter batang yang lebih tebal dan kokoh serta luas penampang daun yang lebih lebar, sehingga semakin besar laju penyerapan CO2 yang terjadi.
Berdasar hasil perhitungan, penanaman sebanyak 1.200 pohon labu madu/tahun setara dengan penyerapan CO2 sebesar 1.260 kg CO2eq/tahun. Tentunya, hal ini juga turut berkontribusi dalam menurunkan tingkat emisi karbon akibat pemanasan global yang sedang terjadi saat ini.
Kepala Desa Klebet, Jamarudin, menyatakan apresiasi kepada PT PLN Indonesia Power UBP Banten 3 Lontar atas dukungannya terhadap kegiatan budidaya labu madu yang juga telah memberdayakan masyarakat sekitar.
Kedepannya, budidaya labu madu kelak akan menjadi tempat pembelajaran yang mengusung konsep eduwisata dengan sasaran akademisi, praktisi, hingga masyarakat umum.
”Saya selaku Kepala Desa Klebet mendukung penuh program budidaya labu madu dengan menggunakan metode baru, yaitu media tanam dari fly ash & bottom ash (FABA) dan cangkang kerang. Hal ini juga telah memberikan nilai tambah bagi masyarakat setempat dengan peningkatan ekonomi dari hasil budidaya labu madu.” ungkap Jamarudin dalam sambutannya, dikutii Jumat (22/3).
Besar harapannya, program Budidaya Labu Madu dapat direplikasikan di wilayah lainnya sehingga dapat memperluas penyebaran penerima manfaat.
Melalui konsep eduwisata, kegiatan ini juga berpotensi memberikan double impact pada peningkatan ekonomi hingga peningkatan kapasitas dan kualitas sumber daya manusia dari proses transfer knowledge yang terjadi.
Editor : Furqon Munawar