Dengan problematika yang ditemukan di lapangan, Rahman pun mengaku prihatin atas rendahnya partisipasi pemilih di Pilkada Jakarta kali ini yang jauh dari harapan. Itulah mengapa pihaknya mendukung upaya pasangan lain dalam hal ini timses paslon nomor urut 1, Ridwan Kamil-Suswono (RIDO) melakukan gugatan ke MK.
"Di sisi lain, jumlah penggunaan hak suara pemilih yang di bawah 60 persen dari jumlah DPT, menunjukan banyak hal. Bisa karena tidak dapat undangan memililih (kartu C6), bisa jadi karena memang tidak menggunakan hak pilih nya (golput). Tapi kabar banyaknya warga yang tidak mendapatkan undangan, juga menjadi catatan khusus dan harus diselidiki. Hal ini juga yang saya dengar menjadi salah satu materi gugatan tim paslon 01 ke MK,", papar Rahman.
Melihat fakta yang ada, maka gugatan paslon nomor urut 1 Ridwan kamil-Suswono ke MK dinilainya wajar dan patut diapresiasi. Oleh karena itu, jika gugatan ke MK dikabulkan dan memungkinkan digelarnya Pilkada Jakarta putaran ke dua, JARI Maju 98 akan turut mendorong partisipasi pemilih naik hingga lebih dari 75 persen.
"Karena itu, jika akhirmya Pilkada Jakarta berlangsung dua putaran, maka kami dari komunitas JARI Maju 98 akan mengajak pelibatan lebih luas masyarakat Jakarta agar menggunakan hak pilihnya. Kita akan targetkan penggunaan suara lebih dari 75 persen DPT. Hal ini agar gubernur yang terpilih memiliki legitimasi yang lebih kuat,” ucap Rahman, yang pernah menjadi Ketua Umum PP KAMMI tahun 2008.
Selaku koordinator JARI Maju 98, Rahman mengapresiasi Pemerintah Prabowo dan Gibran yang telah mengawal pelaksanaan Pilkada serentak dengan aman dan damai, sehingga memungkinkan proses demokrasi mampu mewadahi dinamika dan regenerasi kepemimpinan di daerah-daerah di seluruh Indonesia.
Editor : Furqon Munawar