Berkali-kali Maya mengumpulkan keberanian untuk memberi tahu sang ibu, tapi dia selalu gagal karena ketakutannya.
Maya memiliki keinginan untuk memeluk Islam saat memasuki bulan suci Ramadhan.
"Aku berkeinginan untuk masuk Islam pada bulan Ramadhan, aku ingin berpuasa selama bulan tersebut, serta aku ingin merasakan nuansa Ramadhan," ujarnya.
Akhirnya beberapa pekan sebelum Ramadhan, maya menuntaskan niatnya untuk memberi tahu sang ibu perihal keinginan masuk Islam.
Ternyata sang ibu menerima dan hanya memberikan pertanyaan mengapa ia ingin masuk Islam. Untungnya tidak terjadi perdebatan panjang karena menurut Maya, keluarganya bukanlah tipe yang gemar mendiskusikan sesuatu secara mendalam.
Restu dari keluarga, terutama ibu, sudah dia kantongi, Maya pun pergi ke Masjid Glasggow Pusat. Di masjid tersebut Maya mengucapkan dua kalimat syahadat dengan suasana penuh haru.
"Itu merupakan sebuah momen yang sama sekali tak pernah kuduga," tutur Maya.
Pada awal dia memeluk Islam, Maya belum mengenakan hijab karena tidak ingin 'kehilangan' rambut indahnya. Hingga pada suatu momen teman Maya memberikan analogi sebuah permen.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta